Rabu, 29 Agustus 2012

Blog CF Dilihat di 5 Negara

Agak mengejutkan juga melihat statistik blog Clara Fortin Choir. Menurut data hari ini yang tercantum di statistik Google, blog CF sudah dilihat di 5 negara: Indonesia, Rusia, Britania Raya (Inggris), Jerman, dan Amerika Serikat. Viewers (pemirsa) dari Indonesia mungkin bisa ditebak, dari anggota paduan suara sendiri atau admin blog mitra. Tapi dari Rusia?! Siapa yang melihat blog ini di Rusia? Sampai hari ini tercatat ada 10 kali penayangan, sejak periode penayangan dari 22 Agustus sampai 29 Agustus. Kalau di Inggris, bisa jadi si pencipta lagu Dreams Come True, Mister Joel Diamond yang melihatnya sebanyak lima kali. Tapi bagaimana menjelaskan siapa pemirsa di Jerman dan Amerika Serikat?
Periode minggu lalu malah lebih mengejutkan karena ada warganegara Korea Selatan dan Malaysia juga melihat blog ini. Menarik juga...
Kalau dilihat dari statistik penayangan menurut sistem operasi, minggu ini hanya Windows, Blackberry dan Linux saja yang menjadi OS perantara, sementara minggu lalu masih banyak yang melihatnya melalui sistem Android.
Bicara mengenai browser machine, minggu lalu masih tercantum penggunaan Safari, sementara minggu ini hanya Firefox, Internet Explorer, Chrome dan Opera. Sungguh statistik yang membuat kepala mengangguk-angguk, karena (mudah-mudahan) isinya bermanfaat bagi orang lain.
Mari kita tunggu statistik di minggu berikutnya, yuk...

Read More..

Selasa, 28 Agustus 2012

Penyanyi di Paduan Suara Bukan Robot

Sebuah statement dalam perbincangan di group Blackberry Clara Fortin Choir, salah satu anggota menempilkan satu hal - menyikapi ketika banyak anggota paduan suara yang tidak bisa hadir dalam latihan - bahwa penyanyi di paduan suara bukan robot. "Karena salah satu tradisi dalam paduan suara adalah: libur setelah menunaikan tugas. Penyanyi di paduan suara bukan robot," begitu katanya.
Saya jadi termangu. Termangu karena berpikir: apakah saya yang terlalu bersemangat dalam latihan koor atau memang tradisi itu yang kemudian mengikat para anggota koor? Saya berkutat dalam koor sudah cukup lama dan sampai sekarang masih saja heran dengan perilaku yang mengabaikan pentingnya berlatih. Tulisan ini sebenarnya berkaitan dengan tulisan sebelumnya (baca: Dikeploki atau Dikaploki...). Saya menulis ini karena yakin seyakin-yakinnya, sekali saja sebuah paduan suara memiliki sifat jumawa, takabur, karena merasa sudah sangat bisa akan sebuah atau beberapa lagu dan akhirnya mengabaikan sesi latihan, suatu ketika nanti pasti akan tampil mengecewakan.
Sebuah kelompok paduan suara tidak hanya terdiri dari satu, dua, empat atau enam orang saja, tapi bisa jadi terdiri dari 18, 24, sampai 30 orang. Dan kalau begitu tampil buruk, yang dikenal tentu bukan orang per orang itu, tapi nama kelompoknyalah yang akan dikenang orang karena "pernah" tampil buruk.
Saya berharap, commitment is commitment, whatever happened... Tapi kalau alasannya sakit, meriang, sakit gigi, anak besok ulangan, masuk angin, masih dalam perjalanan dari kantor, dan seabreg excuses lainnya, akhirnya toh semangat saya yang harus mengalah... 
Que sera sera, whatever will be will be...
Read More..

Kamis, 23 Agustus 2012

Hari yang Melegakan...

Sungguh Tuhan Yesus memang amat baik hati. Dua kejadian yang melegakan hari ini terjadi. Kejadian pertama, kabar gembira kalau si bisul yang menghinggapi tangan organis kesayangan sudah hilang, tangan yang bengkak seperti jejeran pisang rebus itu sudah kempis dan kembali lentik lagi. Sangat melegakan... Terima kasih Tuhan, sudah sudi menjaga organis kami yang amit-amit imutnya itu...

Me and Diandra
Kejadian kedua yang melegakan, semua saudara-saudara plus cucu kesayangan datang menyerbu karena yang menulis ini tengah ulang tahun. Melegakan karena kerinduan yang sudah memuncak akhirnya bisa terlampiaskan. Dan semua itu terjadi hanya karena saya hanya melakukan satu hal saja: berdoa dengan segala kesungguhan hati kepada Tuhan Yesus, agar mengabulkan semua yang saya inginkan.
Keyakinan saya kepada Tuhan kita semakin menebal karena saya semakin yakin, jarak di antara kita dengan Tuhan ternyata memang tipis sekali: hanya sejauh doa dengan segala kepasrahan diri. Apakah Tuhan mendengar doa kita di antara ratusan juta orang yang juga berdoa di saat yang sama? Hm, rasanya itu 'urusan' Tuhan, mau mendengar atau tidak, tapi adalah kewajiban kita untuk lapor dan memohon bantuan serta berkatNya. Nyatanya, Tuhan tidak pernah terlambat untuk memberikan pertolongan, selalu di saat yang tepat dan di waktuNya, bukan di waktu kita.
Benar sekali kalau ada yang berkata: God answers in 3 ways: (1) He says YES and gives you what you want, (2) He says NO and gives you something better or (3) He says WAIT and gives you the best.
Jadi, tugas kita memang harus berdoa, bersabar dan menunggu apa jawaban Tuhan. Dan apapun jawabanNya, percayalah... itu adalah yang terbaik untuk kita.
Read More..

Selasa, 21 Agustus 2012

Bisul = Situasi Kritis

Mengalami situasi kritis memang tidak menyenangkan, apalagi di waktu yang sangat tidak tepat. Salah satu orang  penting di Clara Fortin Choir, Anastasia Hapsari - sang organis andalan, tangan kanannya harus dioperasi cuma gara-gara sakit yang samasekali tidak elit: bisul!
Bintik kecil yang kemudian berubah menjadi abses kemerahan membuat gemas teman-teman sepaduan suara yang ingin melihatnya segera sembuh. Maka, upaya "main dokter-dokteran" pun dilakukan usai makan siang bersama di Senin sore kemarin. Yang terjadi: bisul tak pecah, sakit makin tak terperikan. Sari segera dibawa ke klinik dan sore itu pula minor operation pun dilakukan. Si dokter, setengah bersungut mengatakan, "Kenapa nggak segera dibawa ke saya??! Kalau dari tadi dibawa sudah selesai dan tidak perlu jadi bengkak seperti ini." Iya, bu dokter.... mohon maaf ya.
Dioperasi, dimarahi dokter, mbayar pula, jadi santapan Sari sore itu. Dari yang mulai tidak bisa menggerakkan jarinya (duh, seluruh anggota Clara Fortin jadi merasa bersalah, karena hampir semuanya ikut dalam acara "main dokter-dokteran" tadi), sampai bengkak seluruh telapak tangan dan badan meriang, membuat situasi kritis jadi makin mencemaskan.
Perkaranya, Minggu malam esok Clara Fortin sudah tugas misa lagi dan seabreg order misa perkawinan sudah menanti. Tapi walaupun tengah sakit, Sari tetap Sari yang penuh banyolan dan kocak. "Tenaaang.... besok ke dokter lagi.... Udah mulai bisa mencet-mencet kok..." katanya via pesan di Blackberry - yang tampaknya juga tidak pernah lepas dari tangannya.
Cepat sembuh, ya Sari... Doa kami selalu bersamamu!
Read More..

Minggu, 19 Agustus 2012

Lebaran Style di Tugas Misa

Sebuah pemandangan menarik terjadi di tugas Misa pada Minggu 09.30 pagi di Santo Laurensius Alam Sutera. Para perempuan cantik di Clara Fortin Choir yang saat itu bertugas koor mengenakan kerudung beraneka warna. "Bunda Maria juga berkerudung, bukan? Kenapa kita harus segan mengenakan kerudung?" tukas seorang anggota.
Memang, umat jadi melihat sesuatu yang lain di Minggu pagi itu. Kebetulan hari itu memang bertepatan dengan Hari Raya Idul Fitri. Kalau Paus Benedictus XVI memberi selamat kepada saudara-saudara kita umat Muslim lewat maklumat yang diumumkan Pastor, Clara Fortin Choir juga punya cara tersendiri untuk menyampaikan rasa toleransi itu.
Penampilan yang 'tidak biasa' itu ternyata diimbangi oleh sempurnanya tugas yang diemban oleh Clara Fortin Choir. Lagu-lagu SATB dari Puji Syukur dan pilihan lagu lainnya, Persembahan Hati dan A Clare Benediction pun mengalir sempurna. "Puas... kita menjalankan tugas dengan amat baik. Seperti inilah harusnya sebuah paduan suara, bisa membawa umat menjadi lebih khusuk berdoa dan ikut bernyanyi memuji Tuhan," kata seorang anggota.
Persembahan Hati dan A Clare Benediction yang praktis dilatih secara simultan hanya selama dua hari 'tampaknya' memukau para umat, terlihat dari banyaknya orang yang ikut menyanyikannya, minimal melirik ke arah paduan suara. Inti sebuah paduan suara yang tugasnya mengajak umat untuk ikut bernyanyi pun dapat dilaksanakan dengan baik. Kalau menurut Romo Sangker di tugas misa Sabtu (16/8) - ah, di misa ini pun Clara Fortin Choir juga tugas lho - fenomena mudik memang juga dialami oleh umat Katolik. Setiap minggu, kita diajak "mudik ke gereja", pulang ke rumah Tuhan dan melakukan kontemplasi atas apa yang sudah dilakukan selama satu minggu ke belakang.
Romo Nono juga mempertegas hal itu di khotbahnya. Beliau mengatakan, Tuhan telah menyediakan semuanya untuk kita, agar kita selalu berkecukupan. Makanan dan minuman rohani dalam rupa roti dan anggur merupakan sesuatu yang bisa kita dapatkan jika kita mudik ke gereja dan mengikuti Misa Sakramen Ekaristi, karena pada saat Ekaristi merupakan puncak dari seluruh kegiatan rohani di dalam sebuah misa.
Ah, pas sekali dengan semua lagu yang dibawakan Clara Fortin Choir...
Read More..

Kamis, 02 Agustus 2012

GALAU...

"The Lord doesn't always remove the sources of stress in our lives, but He's always there and cares for us. We can feel His arms around us on the darkest night." Salah satu renungan yang menginspirasi saya menulis malam ini sungguh nyata dalam kehidupan kita. Renungan itu mengingatkan lagi, kalau Tuhan selalu ada di sekitar kita, mengawasi dan memperhatikan.
Betul, Tuhan tidak selalu menyingkirkan sumber masalah dalam kehidupan kita, namun Ia selalu dan senantiasa ada dalam kehidupan kita, memperhatikan dan menuntun kita agar dapat mengatasi masalah itu sendiri, "sebelum Ia turun tangan" tepat pada waktunya. Ingat, Tuhan tidak pernah terlambat untuk ikut-campur, bukan?
Kadang kita memang seperti orang yang tersesat di tengah jalan yang terang. Namun, itulah manusia yang sarat dengan segala kekurangan.  Kala susah, selalu ingat Tuhan, kala senang 'seringkali' lupa kalau Tuhanlah yang punya andil terbesar dalam kesenangan itu. Tuhan memang Maha Pencipta. Termasuk menciptakan masalah sebagai ujian bagi manusia untuk menyelesaikannya dan memberi kesenangan untuk dinikmati. 
Read More..

Rabu, 01 Agustus 2012

Que Bene Cantat Bis Orat

"Que bene cantat bis orat = bernyanyi dengan baik sama dengan berdoa dua kali". Sebuah ungkapan yang mencerminkan bahwa kita bisa "berkomunikasi" dengan Allah Bapa dengan segala macam cara. 'Nilai' yang terkandung dalam bernyanyi ternyata diyakini sama dengan melakukan doa sebanyak dua kali. Hm, menarik...
Lalu mengapa masih banyak paduan suara yang belum menyikapi hal ini sebagai sesuatu yang indah dengan hanya bernyanyi apa-adanya? Mengapa mempersembahkan nyanyian dengan biasa-biasa saja kalau bisa dengan cara yang luar biasa? Kalau bisa bernyanyi dengan format SATB, mengapa cuma bernyanyi satu suara?
Memberikan yang terbaik menjadi salah satu tujuan dari dibentuknya sebuah paduan suara. Bukan cuma sekadar satu suara dan "nyanyi rame-rame" pasti suara dari kelompok koor itu pasti kalah dengan suara umat. 
Read More..