Sekalipun saya sudah
berkutat dalam urusan nyanyi-menyanyi ini lebih dari 15 tahun, tapi saya masih
saja sering mendapati glum-looking face
di beberapa anggota ketika latihan. Mendapati satu wajah yang malas-malasan sudah
cukup untuk membuat berpikir, ada yang tidak beres di kelompok ini. Tapi
kira-kira apa arti wajah cemberut itu?
apakah mereka bosan?
Saya bukan termasuk
orang yang langsung sigap pada pagi hari, tapi ketika akan memulai sesuatu,
saya selalu berusaha untuk memutar seluruh silinder yang ada di tubuh dan
pikiran saya untuk tetap bisa antusias. Perlu kerja dan kemauan keras di antara
kelelahan fisik dan kepenatan pikiran untuk bisa melakukan itu. Tapi terkadang
pun saya bisa cemberut, bersikap malas-malasan dan low energy, “Kalau bisa, mendingan tidur deh…” kata suara batin.
Selama bertahun-tahun
saya mendapati kenyataan bahwa anggota paduan suara (atau koor) itu perlu
datang untuk bertemu anggota lain dan NGOBROL. Ya, mereka senang ngobrol. In fact they love it. Mereka selalu
berkumpul dan berkomentar, lagunya sulit! (tapi ketika akhirnya bisa
“menaklukkan” lagu sulit itu, mereka bisa tertawa dan tetap kembali latihan. But sometimes still they look bored.
I know it’s not me
(it’s them!), tapi saya harus berusaha keras untuk tetap mengenalkan lagu-lagu
sulit tapi bagus, membuat mereka tetap bersemangat.
Maka, saya kadang
terlihat konyol membanyol tentang apapun untuk tetap menyegarkan suasana. Tapi
sebenarnya apa sih yang terjadi? Mereka senang bernyanyi, bisa bernyanyi dan
tampak menikmati, tapi mengapa wajah cemberut itu tetap muncul?
Nggak
tersenyum, cuma…
Berikut beberapa
alasan mengapa orang-orang tidak tersenyum ketika melakukan sesuatu:
- Saya lagi konsentrasi nih – memang sulit untuk terlihat happy dan bibir tersenyum ketika sedang mempelajari lagu sulit. Konsentrasi memang kadang membuat wajah jadi tegang dan terlihat cemberut.
- Saya bingung – bukan cuma konsentrasi. Bingung juga menjadi kemungkinan terbesar. Sangat mungkin anggota koor jadi bingung, merasa tertinggal dan tidak tahu apa yang harus diperbuat (atau dinyanyikan). Akhirnya…ya cemberut deh!
- Saya nggak ada di sini – kadang-kadang pikiran seorang penyanyi akan “melompat”. Sesuatu di luar pikirannya mengganggunya – sekalipun sekilas – mereka memikirkan urusan lain selain menyanyi. “Kompor di dapur sudah dimatikan belum ya?”
- Saya cemas – wajah cemberut muncul biasanya pada saat pertama sesi latihan, terutama pada penyanyi yang menerima partitur lagu yang tidak dikenalnya. They’re a little scared! “Nyanyinya bagaimana ini? Saya bisa nggak ya? Bagaimana kalau yang lain lebih pinter menyanyikan ketimbang saya?”
- Saya capek – ini adalah wajah yang pasti kerap Anda temui terutama di latihan malam hari. Setelah lelah bekerja, disodori partitur sulit. Lagunya pun tak dikenal. Belajar lagu baru memang membutuhkan energi yang banyak. Dan pada akhir latihan, biasanya beberapa wajah lebih “tertekuk” lagi yang otomatis membuat mereka sulit tersenyum dan terlihat enerjik.
- Memang saya begini, kok – beberapa orang memang “dari sononya” terlihat muram, suram dan terlahir cemberut. Sesuatu yang tak bisa dihindari. Padahal mereka senang bergaul, hidupnya bahagia dan penuh enthusiasme, tapi raut muka yang “dari sononya” itu membuat mereka terlihat tak bersahabat. Sayang, ya?
- Saya nggak sanggup – “Saya benar-benar nggak bisa. Nggak sanggup, ini lebih sulit dari yang saya pikirkan.” Mungkin mereka memang keluar dari zona nyaman dan tampak seperti terjerembab di tempat yang menyudutkan mereka. Padahal, mereka hanya memegang partitur musik yang, yaaahh… terlihat sulit. Tembok ketidaksanggupan tampaknya langsung berdiri di depan mereka dan mereka tampak langsung menyerah. Akhirnya, merasa bahwa paduan suara itu menuntut dirinya terlalu banyak…
- Saya sedang sakit – banyak anggota yang menjadikan alasan ini sebagai sesuatu yang sah untuk tidak hadir di latihan. Entah cuma pusing sedikit, ada urusan anak atau pasangan, ‘masuk angin’ atau apapun, mereka memilih untuk tinggal di rumah, ketimbang datang latihan (walaupun menyanyi sambil duduk pun sebenarnya tak pa-apa). Begitu ‘dipaksa’ datang, alamaak…wajahnya langsung cemberut...
- Bantuin dong – ketika sampai di bagian yang sulit dan butuh pengulangan biasanya anggota lebih banyak terdiam dan cemberut ketimbang minta konduktor atau pelatih untuk mengulang bagian tersebut. Pelatih harus langsung tanggap, wajah-wajah seperti ini adalah wajah yang perlu bantuan.
- Saya beda sendiri – bagian lain dari sesi pembelajaran adalah ketika Anda merasa benar sendiri dalam membaca partitur dan yang lain salah. Tahap mencari tahu “Anda yang keliru”atau “orang lain yang salah” pasti membuat wajah Anda cemberut. Kalau tak ketemu jawabannya, biasanya Anda akan putus asa. “Terserahlah…”
- Saya terlihat jelek ketika menyanyi – Anda sudah pernah difoto ketika tengah bernyanyi? Sadarilah, ‘mulut yang setengah terbuka dan mata setengah tertutup’ benar-benar menjadi foto yang sangat tidak menarik! Ternyata memang sulit untuk bernyanyi DAN tersenyum dalam waktu bersamaan
.
Bukannya saya tidak
senang pada Anda sih… tapi ini adalah salah satu dari interprestasi saya ketika
mengamati beberapa faktor ketika kita berkumpul bersama untuk bernyanyi. Ayo, sebutkan mengapa Anda cemberut ketika
latihan?
Kadang, saya melihat
beberapa orang cemberut pada saat baru menyanyikan lagu pertama. Saya sudah
memberikan beberapa petunjuk di atas sebab-sebabnya. Tapi yang mana?
Tujuan saya
sederhana: ingin melihat kelompok yang bahagia, senang, raut wajah cerah dan
bernyanyi dari dalam hati. Dengan senang hati saya akan membantu, tapi saya
harus tahu dulu, MENGAPA Anda cemberut? Beritahu saya karena saya tak bisa
menebak.
Kalau Anda
memberitahu saya, saya yakin bisa membantu membenahinya. Setiap lekuk wajah
yang cemberut menceritakan kisah yang berbeda dan Anda perlu bicara. Jangan
takut, saya di sini akan membantu. Do
leave a comment and share your experiences.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar